Ketua Panitia New Asia Afrika Youth Conference Plus 2015, Sarief
Saepullah menjelaskan, perhelatan New Asia Afrika Youth Conference Plus
yang diikuti oleh perwakilan pemuda dari 43 negara Asia dan Afrika serta
perwakilan dari Amerika dan Australia, resmi ditutup hari ini.
“Acara New Asia Afrika Youth Conference Plus yang digelar selama tiga
hari, dari 20 sampai 22 April 2015. Kegiatan ini diikuti oleh
perwakilan pemuda dari 43 negara Asia dan Afrika serta perwakilan dari
Amerika dan Australia,” kata Sarief Saepullah, Rabu (22/4/2015).
Dalam penutupan acara tersebut peserta New Asia Afrika Youth
Conference Plus melakukan gelar dineer di Gedung Sate, Bandung, Selasa
(21/4/2015) malam.
Dalam kesempatan itu, Asisten Kesra Gubernur Jabar, Ahmad Hadadi
mewakili Gubernur Jawa Barat Heryawan yang sedang dinas di luar kota.
Hadir bersama para delegasi pada dinner ini adalah Asisten Deputi
Organisasi Kepemudaan Kemenpora, Mandir Ahmad Syafii yang mewakili
Menpora Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.
“Serta ratusan perwakilan organisasi kepemudaan dan Badan Eksekutif
Mahasiswa se-Indonesia,” kata Sarief yang juga Ketua Dewan Mahasiswa UIN
Sunan Gunung Djati Bandung ini.
Deputi I Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Yuni Poerwanti
menjelaskan, hal pokok yang dibahas dalam New Asia Afrika Youth
Conference Plus yakni berbagai tantangan kaum muda baik di tingkat
nasional, regional mapun internasional.
“Seperti kepemimpinan pemuda dalam tantangan global, meningkatkan
kemampuan entepreneurship, juga mencari solusi atas berbagai masalah
yang dihadapi dunia,” jelas Yuni.
Sebelumnya pada acara pembukaan New Asia Afrika Youth Conference Plus
2015, Senin (20/4/2015) lalu. Menpora menegaskan, New Asia Afrika Youth
Conference Plus 2015 ini juga harus memberikan rekomendasi kongkrit
atas persoalan-persoalan nasional, regional dan internasional.
Menpora mengatakan bahwa saat ini, Indonesia juga sedang menghadapi
berbagai krisis yang juga hinggap di kalangan pemuda. Seperti krisis
moral dan penyalahgunaan narkoba.
“Karena narkoba semakin merajalela, Presiden Jokowi pun dengan tegas
tidak akan memberi ampunan dalam pemberian hukuman mati bagi penjahat
narkoba. Negara-negara lain harus memahami kondisi ini,” tutur Menpora.
Sumber : okezone.com