Teknologi elektronik interaktif telah membuat saluran pemasaran elektronik (e-channel marketing) lebih mungkin dilakukan terutama untuk jasa tertentu, dengan mengoptimalkan kerja internet dalam menghantarkan produk jasa untuk konsumsi atau digunakan oleh konsumen atau para pembeli pada industri tertentu. Walaupun saluran ini dianggap sebuah model yang unik dalam saluran pemasaran, akan tetapi dalam hal produk barang saluran ini harus dikombinasi dengan perantara tradisional untuk menciptakan sistem hantaran yang sesuai dengan standar waktu, tempat, format, dan kegunaan bagi para pembeli. Tingkat saluran yang rumit dapat dibantu oleh saluran elektronik yang beroperasi pada serangkaian tingkatan. Dengan memahami berbagai implikasi e-channel marketing dan kesempatan berpose dalam distribusi dan rantai distribusi pemasaran yang luas bisa menjadi efektif.
Melalui proses disintermediasi dan manajemen saluran dirancang menjadi lebih efesien dan lebih fokus pada target melalui penerapan strategi e-marketing, marketer mengidentifikasi munculnya e-channel marketing dari implikasi perantara fisik, fenomena disintermediasi muncul lebih kompleks tetapi kurang dapat diterima dalam memfasilitasi pertukaran informasi secara luas dan diadopsi sebagai pemotongan biaya usaha berskala besar. Rasionalisasi saluran bisnis, fenomena disintermediasi dan rekonstruksi rantai suplai, telah memberikan kapasitas untuk identifikasi bari di masa struktur bisnis melalui rantai pasokan dikelola. Pengenalan solusi teknologi untuk manajemen rantai pasokan didasarkan pada manfaat ganda pada pemotongan biaya dan kustomisasi, yang berakar pada alur disintermediasi dalam e-channel marketing. Sebagai instrumen saluran, e-bisnis mampu memotong saluran perantara dalam rantai pasokan, menciptakan kebutuhan di ceruk pasar dan kepentingan khusus yang disesuaikan dengan arus distribusi tertentu.
Kurangnya kerangka kerja yang ditetapkan untuk analisis semua aspek rantai pasokan, perencanaan strategis dan manajemen saluran sebagai karakteristik ekonomi dari sebuah teknologi, terutama (1) ketika infomediaris menggantikan perantara fisik tradisional, seringkali sulit bagi organisasi untuk menilai penambahan nilai rantai pasokan, dan (2) ketika proses rasionalisasi jumlah saluran perantara fisik barang dan jasa ke basis konsumen, kecepatan akses komunikasi selalu melebihi nilai rantai pasokan. Manager perlu mengadopsi metode-metode baru untuk mengevaluasi catatan perantara elektronik, nilai perantara tradisional, dan seberapa besar sumber potensial keunggulan kompetitif bagi organisasi, perantara elektronik dapatmemperkenalkan kompleksitas baru pada rantai pasokan yang benar-benar bisa mengurangi atau merusak hubungan yang dikembangkan oleh perantara fisik. Akibatnya, ada kebutuhan yang berkembang untuk model evaluasi teknik distribusi elektronik. Lebih dari sekadar pengakuan nilai fisik transportasi barang, hubungan pelanggan atau manajemen tradisional, oleh karena itu keuntungan intangible dari beberapa saluran distribusi elektronik dan konsistensi perilaku rantai suplai perlu dievaluasi.
(Lembaga Survei ICONESIA)
(Lembaga Survei ICONESIA)